Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Sirah Nabawiyah
Dosen Pengampu:
Dr. Ridwan Hambali, MA
Disusun Oleh:
1. Khoirudin Azis
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-ANWAR SARANG REMBANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada
bulan Rabi` Al-Awal lebih dari 14 Abad yang lalu, Allah telah menurunkan seorang
hamba istimewa-Nya ke dunia. Dia adalah nabi Muhammad SAW. yang mengemban misi
penting untuk membentuk akhlak umat manusia yang mulya dan sempurna sebagaimana
yang Allah kehendaki.
Allah SWT. memiliki maksud tertentu
menciptakan umat manusia, yaitu sebagai khalifah (penguasa, pengatur) bumi
dalam rangka ikhlas beribadah kepada-Nya. Tujuan akhir dari diutusnya nabi Muhammad
SAW. adalah terciptanya ketentraman, kebahagian dan kesejahteraan hidup seluruh
makhluk di seluruh dunia hingga akhirat.
Adapun alasan
ditulisnya artikel ini adalah supaya seseorang yang membaca dapat mengetahui
sejarah nabi Muhammad SAW. Dalam mendakwahkan agama islam yang saat ini telah
menjadi agama terbesar di penjuru dunia. Dan seseorang yang membaca dapat
bercermin atau mencontoh perilaku nabi Muhammad SAW. agar dapat menjadi lebih
cinta Kepada Allah SWT. dan kepada Nabi Muhammad SAW. serta lebih kuatnya iman
kepada Allah SWT. dan Nabi Muhammad SAW.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud Risalah kenabian dan dakwah?
b. Sejak kapan nabi Muhammad SAW. Menjadi nabi
utusan Allah SWT. dan bagaimana proses turunya wahyu?
c. kenapa dan Apa penyebab terputusnya wahyu
kepada nabi Muhammad SAW ?
d. Dengan cara bagaimanakah nabi Muhammad SAW melakoni
dakwahnya?
1.3
TUJUAN PENULISAN ARTIKEL
Adapun
tujuan penulisan artikel yang berjudul “Masa Sebelum dan Setelah Diutusnya
Rosulullah SAW.” Ini adalah dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan
kepada pembaca mengenai sejarah perjalanan hidup baginda Rasulullah nabi
Muhammad SAW. mulai dari risalah kenabian dan dakwah, permulaan kenabian dan
turunya wahyu, terputusnya wahyu, dan melakoni dakwah nabi Muhammad SAW.
BAB II
PEMBAHASAN
II. I Risalah Kenabian dan Dakwah
A.
Pengertian Risalah kenabian dan dakwah
Kata risalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan
ringkasan suatu masalah di ilmu pengetahuan.[1]
Sedangkan kata Kenabian ini berasal dari kata dasar nabi yang kemudian mendapat
imbuhan awalan ke- dan ahiran -an. sehingga membentuk kata yang sempurna yaitu
kenabian. Sedangkan kata dakwah ini mempunyai arti penyebarkan ilmu agama,
khususya agama islam dari seseorang yang faham atau tahu tentang ajaran yang
akan disebarkan atau disalurkan tersebut kepada orang lain yang belum faham
atau belum mengetahui tentang ilmu tersebut dengan harapan setelah disalurkannya
ilmu tersebut orang lain dapat memahami, menganut serta mengamalkan ilmu yang
telah didapat.
Nabi Muhammad
SAW. adalah nabi terahir di dunia yang telah diutus Allah SWT. Setelah nabi Muhammad
SAW. tidak akan pernah ada nabi lagi. Apabila ada seseorang yang mengaku
dirinya sebagai nabi baru, maka itu hanyalah tipu daya syaitan yang sama sekali
tidak ada kebenaranya sedikit pun. Nabi Muhammad SAW. lahir di kota Mekah.
Beliau Lahir dari keturunan bangsawan.
Ayahnya bernama Abdullah. Dan ibunya bernama Siti Aminah. Sedangkan kakeknya
bernama Abdul Muthalib dan pamanya yang terdekat kepadanya adalah bernama Abu
Thalib. Nabi Muhammad SAW. sejak masih di dalam kandungan ibunya, beliau telah
menjadi anak yatim. Karena ditinggal wafat ayahnya ketika beliau masih di dalam
kandungan. Nabi Muhammad SAW. Lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabi` Al-Awal
tahun Gajah. Sedangkan seseorang yang pernah menyusuinya adalah Halimah dari
Bani sa`d dan Tsu`aibah. Dan Ketika berusia enam tahun beliau ditinggal wafat
ibunya. Dan ibunya di makamkan di desa Abwa`. Setelah meninggal ibundanya,
kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib sampai usia delapan
tahun.
Pada usia kedelapan ini nabi Muhammad SAW. ditinggal wafat
kakeknya, dan kemudian diasuh oleh pamanya sampai dewasa. Pada usia dua puluh
lima tahun beliau menikah dengan janda cantik yang bernama Siti Khadijah. Dari
pernikahanya itu, beliau dikaruniai putra-puri yaitu, Qasim, Zainab, Ruqayyah, Umi
kultsum, Fatimah, Abdullah. Dan pada usia empat puluh tahun beliau diangkat
menjadi nabi oleh Allah SWT.
II.2 Permulaan Kenabian dan Turunya Wahyu
Nabi Muhammad SAW. diangkat
oleh Allah SWT. menjadi nabi utusan ketika beliau berusia empat puluh tahun. Ketika itu sekitar
abad ke enam. Pada abad ini adalah abad yang telah menjadi babak baru bagi
bangsa Arabia. Pada usianya yang ke empat puluh tahun ini, nabi Muhammad SAW.
semakin yakin harus ada perubahan dalam gaya hidup, sebagaimana yang telah beliau
perhatikan gaya hidup masyarakat pada masa itu. Rusaknya kepribadian
masyaraakat dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak pantas untuk dilakukan semakin
lama semakin merajalela. Menurut beliau hal yang paling penting adalah
perubahan itu harus berdasarkan atas sebuah agama baru, bukan pada agama pagan
yang menyembah berhala dan Tuhan selain Allah SWT. yang lainya. Mereka sesekali
berdoa kepada Allah SWT. Ketika dalam keadaan darurat, namun ketika bahaya yang
menimpanya telah berlalu mereka lupa dengan Allah SWT. dan kembali menyembah,
memohon dan meminta-minta kepada berhala atau Tuhan sesembahan lainya.
Dalam
keadaan yang seperti ini, nabi Muhammad SAW. sangat prihatin terhadap apa yang
telah dilakukan oleh orang-orang yang beliau perhatikan di sekitarnya. Di
tengah-tengah keprihatianya itu, Allah SWT. memberikan Ilham kepada
beliau untuk mengasingkan diri disuatu tempat. Kemudian nabi Muhammad SAW.
mengasingkan diri disebuah tempat bukit Gua Hira`. Gua Hira` itu terletak tidak
jauh dari pinggiran kota Mekah. Adapun tujuan nabi Muhammad SAW. menyepi di Gua
Hira` adalah untuk mengkhusukkan diri dalam menyembah Allah SWT. Ketika nabi
Muhammaad SAW. menyepi di Gua Hira` beliau membawa bekal untuk keperluan
dirinya sendiri dan untuk disedekahkan kepada orang-orang yang yang mampir di
Gua Hira` tersebut.
Dan setelah
bekal yang beliau bawa habis, beliau kembali pulang kerumahnya untuk menjenguk istrinya dan
mengambil bekal lagi untuk beliau bawa menyepi di Gua Hira` kembali. Nabi Muhammad
SAW. melakukan kegiatan ritual tradisional itu sekitar tiga tahun lamanya.
Setelah beberapa saat beliau menyepi di Gua Hira`, nabi Muhammad SAW. mendapatkan sebuah mimpi.
Beliau bermimpi melihat cahaya cerah bagaikan fajar pagi mengusir kegelapan
yang menyelimuti malam.
Pada
bulan Ramadhan, tepatnya malam menjelang ahir Ramadhan, ketika beliau tengah
sendirian di dalam Gua Hira`, datanglah kepadanya sosok yang tidak dikenal
yaitu malaikat rupa manusia. Malaikat itu kemudian berkata kepadanya: ”Bacalah!”
Beliau menjawab “aku tidak dapat membaca”. Sebagaimana yang beliau tuturkan:
“Malaikat itu
mendekapku sampai aku sulit bernafas. Kemudian, Ia melepaskanku dan berkata, “
Bacalah!” ku jawab, ” Aku tak dapat membaca.” Ia mendekapku lagi hingga aku
merasa tersesak. Ia melepaskanku dan berkata, “ Bacalah !” dan kembali ku
jawab, “Aku tak dapat membaca!” Lalu ketiga kalinya, Ia mendekapku seperti sebelumnya,
kemudian melepaskanku dan berkata: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar manusia dengan pena (qalam). Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. 96: 1-5)”. [2]
Setelah malaikat itu meninggalkanya di
dalam Gua Hira` sendiri. Nabi Muhammad SAW. mengulas kata-kata tersebut sampai
beberapa kali dan hafal. Nabi Muhammad SAW. Berkata “ sepertinya kata-kata itu
telah tertanam dalam hatiku”. Namun mengingat kejadian yang telah dialaminya itu,
beliau tetap merasa takut. Beliau beranggapan jangan-jangan telah menjadi
penyair yang telah terilhami jin atau orang yang telah kesurupan. Karena
itu beliau langsung lari menuju keluar dari dalam Gua Hira`. Sesampai di mulut
Gua Hira`, beliau kembali dikagetkan lagi oleh sosok yang telah berdiri di atas
langit sambil berkata: “ Wahai nabi Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan
aku Jibril ”.[3]
Seperti orang yang kebingungan nabi Muhammad SAW. mencoba mengalihkan
pandangannya, namun kemana pun beliau menatap, sosok itu masih terlihat olehnya
juga. Kemudian dengan ketakutan dan tergesa-gesa beliau mulai menuruni bukit
menuju rumahnya. Sepanjang perjalannya, nabi Muhammad SAW. Mendengar bebatuan
dan pepohonan yang sedang mengucapkan salam kepadanya dengan penuh khidmat.
Ketika nabi Muhammad SAW. sampai di rumah.
Beliau meminta kepada Siti Khadijah istrinya untuk menyelimutinya. Karena
kondisi tubuhnya dalam keadaan menggigil ketakutan. Dan istrinya pun langsung
mengambil selimut untuk diselimutkan kepadanya. Setelah kondisinya agak tenang,
Siti Khadijah meminta kepad nabi Muhammad SAW. untuk menceritakan apa yang
terjadi kepadanya. Kemudian nabi Muhammad SAW. menceritakan peristiwa yang
terjadi kepadanya itu kepada isrinnya. Dengan penuh perhatian Khatijah
mendengarkan penuturan suaminya itu. Setelah nabi Muhammad SAW. selesai
menceritakan peristiwa yang dialami itu, kemudian Khadijah mengajak nabi Muhammad
SAW. pergi kerumah salah satu putra pamanya yang bertujuan untuk meminta
petunjuk dan menceritakan hal yang telah terjadi pada nabi Muhammad SAW.
Namanya adalah Waraqah bin Naufal. Seseorang yang patuh beragama Nasrani dan
pernah menulis kitab Injil kedalam bahasa Ibrani. Saat itu Waraqah telah lanjut
usia dan kedua matanya telah buta. Sesampai di rumah Waraqah, kemudian nabi Muhammad
SAW. menceritakan peristiwa yang telah dialaminya itu dengan princi, agar mudah
dipahami oleh Waraqah yang telah lanjut usia dan kedua matanya sudah buta itu. Setelah
nabi Muhammad SAW. selesai menceritakan semuanya, kemudian Waraqah berkata
kepadanya:
“ Yang kamu
lihat itu adalah malaikat Jibril. Ingin rasanya aku menjadi seorang pemuda
perkasa saat engkau diusir oleh kaummu. Mereka akan menyulut api permusuhan
padamu karena engkau menyeru untuk meninggalkan ajaran nenek moyangnya ”.[4] Menurut
sejarah dunia, peristiwa mengenai di Gua Hira` tersebut terjadi pada tanggal 17
Ramadhan. Nabi Muhammad SAW. telah mendapatkan wahyu pertama yaitu QS.
Al-`Alaq:1-5 dan sekaligus diplokamirkan sebagai seorang nabi oleh malaikat Jibril.
III.3 Terputusnya Wahyu
Setelah menyampaikan wahyu di Gua Hira`,
malaikat Jibril tidak pernah menemui nabi Muhammad SAW lagi. Sampai beberapa waktu
sekitar empat puluh hari beliau mengalami masa bungkam. Dalam masa bungkam ini
malaikat Jibril tidak menemuinya dan wahyu tidak turun lagi. Nabi Muhammad SAW.
sangat khawatir jika wahyu tidak akan turun lagi dan Allah SWT. tidak senang tehadap
apa yang telah beliau lakukan selama ini. Bahkan karena lamanya masa bungkam
dan wahyu tidak turun lagi, beliau sempat berfikir untuk menghempaskan diri
dari bukit Gua Hira` tersebut. Ketika nabi Muhammad SAW. akan melaksanakan itu,
tiba-tiba langkahnya terhenti. Beliau kembali dikagetkan sosok malaikat Jibril
itu lagi di atas Cakrawala dan berkata “ nabi Muhammad SAW. engkau benar-benar
utusan Allah SWT. Beliau kembali merasakan getaran yang sangat dahsyat ketika malaikat
Jibril menampakkan diri dan menemuinya. Dan nabi Muhammad SAW. langsung lari
menuju rumahnya dan setelah sampai di rumahnya beliau kembali meminta kepada
istrinya untuk menyelimutinya. “ Selimuti aku, selimuti aku”![5]
Tak lama kemudian malaikat Jibril
kembali menemuinya dan menurunkan wahyu yang kedua yaitu QS. Al-Mudatsir 1-10
yang artinya seperti di bawah ini:
“ Hai orang
yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan pada
Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa
tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh( balasan)
yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. Apabila
ditiup Sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,
bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.
(QS. Al-Mudatsir 1-10).
Surat ini merupakan surat yang isinya
lebih tegas dari pada surat sebelumnya dan merupakan tugas pertama nabi Muhammad
SAW. yang kini telah menjadi nabi dan rasul. Mulai saat itulah Al-Quran mulai
turun berangsur-angsur.
IV.4 Melakoni Dakwah
a). Dakwah Secara Sembunyi
Setelah nabi Muhammad SAW. mendapatkan
wahyu yang ke dua ini, dan sekaligus menjadi tugas pertamanya, beliau memulai
melakoni dakwahnya. Cara pertama kali yang digunakan beliau yaitu dengan cara
dakwah secara sembunyi-sembunyi. Dan yang pertama kali didakwahinya yaitu dari
lingkungan keluarganya, yaitu isrtinya yang bernama Khadijah. Khadijah langsung
menerimanya tanpa suatu syarat apapun dan langsung mengimaninya bahwa tiada
Tuhan selain Allah SWT. dan nabi Muhammad SAW. adalah utusan Allah SWT. Setelah
istrinya masuk islam, Zaid Ibn Haristsah juga masuk islam. Beliau adalah salah
satu sahabatnya yang telah hidup bersama nabi Muhammad SAW. dan Khadijah pada
beberapa tahun terahir. Kemudian `Attiq Ibn `Utsman atau lebih dikenal dengan
Abu Bakar juga menyatakan masuk islam. Beliau adalah salah satu sahabat karib
nabi Muhammad SAW. sejak kecil. Abu Bakar juga termasuk hartawan cerdas,
berwawasan luas dan mudah bergaul dengan siapapun. Karena dengan keluwesan dan keluasannya
Abu Bakar, kemudian nabi Muhammad SAW. Sama sekali tidak ragu memberikan izin
kepadanya untuk ikut menyebarkan agama islam. Dan dari lingkungan keluarga, Abu
Bakar berhasil mengislamkan istrinya, yaitu Ummu Ruman dan juga putra-putrinya
yaitu, Asma (putri pertama Abu bakar), Aisyah, dan Abdullah. Selanjutnya,
Khalid bin Sa`id Ash yaitu pedagang muda salah satu putra pemodal ke enam dari
klan Abdu Syams juga masuk islam. Kemudian disusul lagi seorang pedagang
muda berusia sekitar tiga puluh tahun, salah
satu sahabat Khalid bin Sa`id Ash, beliau juga dari Klan yang sama, yaitu bernama
Utsman Ibn `Affan. Kemudian keislaman itu disusul juga seorang pedagang sukses
yang bernama Thalhah Ibn `Ubaidillah At-Taymi. Beliau adalah sepupu Abu Bakar.
Kemudian `Abd Al-Rahman ibn `Auf seorang pedagang sukses dari klan Zuhrah juga
menyatakan islam. Tak lama kemudian disusul Sa`d dan Umair putra Abi Waqash Al-Zuhrah
juga menyatakan islam. Mereka adalah sepupu Rasulullah yang telah mengikuti
jejak `Abd Al-Rahman Ibn `Auf. Kemudian juga Abu Salamah, salah satu putra bibi
nabi Muhammad SAW. dari Klan Makhzum. Dan kemudian disusul Ali bin Abi Thalib
salah satu keponakanya yang masih kecil juga masuk islam.
Walaupun nabi Muhammad SAW. belum
melakukan dakwahnya secara terang-terangan pengikutnya semakin lama semakin
bertambah. Selama melakukan dakwah dengn sembunyi-sembunyi ini beliau memperoleh
pengikut yang berjumlah sekitar empat puluh enam orang. Mereka inilah yang
kemudian mendapat gelar As-Sabiqun Al-Awwaaliin (pemeluk islam pertama).
b). Dakwah secara Terbuka
Rasulullah
SAW. melakukan dakwah secara tertutup sekitar tiga tahun lamanya. Beliau harus
melakukan dakwah secara tidak terang-terangan karena kondisi masyarakat kaum Quraisy
yang terlalu angkuh menerima ajaran baru yang telah dibawa Rasulullah SAW. Wahyu
yang turun sekitar tiga tahun ini berisi tentang kefanaan dunia, kematian,
kepastian hari kebangkitan dan pengadilan terahir, dan mengenai surga dan
neraka. Wahyu yang berisi ini beliau sampaikan kepada pengikutnya dengan cara
sembunyi-sembunyi. Diusianya nabi Muhammad SAW. yang ke empat puluh tiga tahun
ini, nabi Muhammad SAW. mendapatkan petunjuk wahyu dari Allah SWT. bahwa beliau
harus menyudahi dakwahnya secara sembunyi-sembunyi ini. Beliau harus melakukan
dakwahnya dengan cara terbuka. Sebenarnya dakwah dengan cara terbuka ini beliau
merasa jauh dari kemampuanya. Karena telah menjadi kesepakatan umum di Arabia,
barang siapa yang menyimpang dari kebiasaan leluhurnya, itu merupakan kejahatan
besar. Namun nabi Muhammad SAW. harus menentang kesepakatan umum itu dan siap
menyimpang dari agama leluhurnya itu. Setelah beliau mendapat wahyu dari Allah SWT.
yang berisi sindiran dari-Nya, yaitu dalam QS. Al-Maidah: 104. Dan beliau melanjutkan
misi dakwahnya itu dimulai dengan firman Allah SWT. yang artinya: “Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika
mereka mendurhakaimu maka katakanlah, sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang kamu kerjakan ”. (QS. Asy-Syu`ra: 214-216).
Setelah ayat ini turun, nabi Muhammad
SAW. memanggil Ali bin Abi Thalib untuk mengundang keluarga besarnya dan
menyiapkan jamuan. Pada saat itu terkumpul sekitar empat puluh orang dari
keluarga besar nabi Muhammad SAW. Setelah mereka berkumpul dan selesai menikmati
hidangan yang telah disiapkan, kemudian nabi Muhammad SAW. berkata di hadapan
mereka:
“ Wahai bani
Abdul Muthalib. Demi Allah SWT. Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih
baik dari pada apa yang ku bawa untuk kalian. Aku datang untu membawa kebaiakan
dunia dan ahirat. Allah SWT. telah memerintahkanku untuk mengajak kalian
menapaki kebaikan. Siapa saja diantara kalian yang mau membantuku dalam urusan
ini, maka ia adalah saudaraku, penerima wasiatku dan penggantiku ”.[6]
Namun dalam pertemuan yang diselenggarakan
nabi Muhammad SAW. ini ada yang percaya kepada nabi Muhammad SAW. dan mengikuti
kata- katanya. Namun ada juga yang tidak percaya bahkan menentangnya. Dan ada
juga yang percaya namun tidak mau mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW. ia tetap
mempertahankan agama Abdul Muthalib. Kemudian untuk menghindari ketegangan dan
hal-hal yang tidak pantas, maka mereka memutuskan untuk membubarkan diri dari
pertemuan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Haris,
Muhammad, dkk. Lentera kegelapan. Kediri: Pustaka Gerbang Lama, 2010.
Lings, Martin. Muhammad.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2012.
Al-Mubarrakfuri,
Syeikh Shafiyyurraman. Ar-Rahiq Al-Makhtum. Jakarta Timur: Ummul Qura,
2012.
Alwi, Hasan,
dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar