“Nayla”
By: K. A
Nayla
Suara
adzan nyaring terekam dalam daun-daun telinga. Mushaf al-Qur’an bewara merah
muda yang dipegang sejak habis Magrib kini ditutup dan dikecup halus sebelum
diletakkan di atas rak al-mari berjejer dengan kitab-kitab suci Islami lainya.
Nayla Anggraeni, putri bapak H. Masmudin, yang sudah beberapa tahun menimba
ilmu di pesantren putri Nurunnajwa segera mengenakan mukenanya untuk
menjalankan shalat jama’ah Isyak bersama Ibu ny. Hj. Fatimah, istri Bpk. K.H.
Mukhlis pengasuh pesantren Nurunnajwa.
Seusai
shalat Isyak, Nayla dan dua teman setianya, Aini Qomarul Azza dan Umy Fatihatul
Azizah berjalan naik menuju ke lantai empat gedung pesantren putri Nurunnajwa,
yang selama ini digunakan sebagai tempat jemuran pakaian santri-santri putri.
Setelah sampai di atas, ke tiganya menghembuskan nafas dari dalam hidungnya.
“Subhanallah, malam ini indah sekali”, ucap Nayla mengawali pembicaraan. “Iya
nih,,sebuah nikmat yang besar yang diberikan Allah untuk kita, bintang-bintang
dan bulan malam ini indah banget, terang benderang, bagaikan kunang-kunang
berebut mangsa nya, kenangan yang takkan pernah terlupakan sobat, rasanya ingin
selalu seperti ini, kita sudah bagaikan saudara dalam satu keluarga”, sahut Umi
menanggapi Nayla. ”Rasanya hal yang tidak mungkin”, ungkap Aini sambil sedikit
memancungkan mulutnya.” loh,,kenapa?”, tanya Umi pada Aini dengan penuh
penasaran. “Besuk pagi saja, Nayla sudah meninggalkan kita Um”, jelas Aini pada
Umi sambil membetulkan krudungnya yang sedikit menceng. “loh mbk Nayla mau
kemana?”,tanya Aini pada Nayla.”Mulai besuk saya sudah boyong Ai,, aku harus
berangkat ke Semarang, melanjutkan belajar, yah itung-itung cari pengalaman
baru di sana”.”ngapain mbk Nay, kuliah kah?”,tanya Aini. “iya, Alhamdulillah
saya mendapatkan beasiswa dan ditrima di kampus terbaik yang ada di Jawa Tengah”,
jelas Nayla pada Aini. “syukurlah kami ikut senang mendengar ini mbk Nay,
tapi,,,,”. tapi apa ai?”,rasa penasaran Nayla.” jangan lupakan kami ya,,? tanya
Aini pada Nayla. “hehe..tenang saja, aku tidak akan melupakan kalian kug,
selamanya, dan janji deh”,jawab Nayla sambil sedikit tersenyum. “makasih mbk Nayla”,
terang Aini dan Umy. Dingin mulai menusuk pori-pori kulit. baju-baju di jemuran
yang tergantung pada hanger mulai bergoyang-goyang di terpa angin malam. jam
menunjukkan pukul 21.30 Wib. menandakan mereka bertiga harus turun ke bawah dan
kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Pada
ke esokan harinya, tepatnya setelah jama’ah subuh, Nayla mengemasi pakaian-pakaianya
dan diahiri berkunjung ke Dalem dan berjabat tangan dengan semua santri putri.
Rasa tangis mulai muncul dalam benak hati Nayla tak rela bila harus
meninggalkan keluarga besar Nurunnajwa yang bertahun-tahun telah menjadi
keluarga. Setelah itu, Nayla pergi ke semarang menuju tempat tujuan
dengan travel yang sebelumnya sudah dia pesan. Sekitar tiga jam lamanya, ia
sampai di semarang. Rasa bahagia kembali tumbuh dalam hatinya ketika ia sampai
di depan pintu gerbang kampus idamanya. wajah manisnya selalu senyum menyapa
pada setiap mahasiswa yang melihatnya. kemudian, dia melangkahkan kakinya
kedalam dan menjalankan semua aktivitas kegiatannya pada hari pertama. setelah
usai perkuliahan iya menyempatkan diri untuk jalan-jalan sejenak di sekeliling
area kampusnya. Tak sengaja, ia melihat seorang kakek tua memikul sesuatu pada
pundaknya. Nayla penasaran dengan apa yang di bawa kakek-kakek itu.
“krupuk,,krupuk,,krupuk,,krupuk,,” suara si kakek menawarkan daganganya. Dia
baru tahu, ooh,,ternyata kakek itu jualan krupuk”, bisikan dalam hatinya.
Krupuk,,krupuk,,”,suara kakek menawarkan lagi daganganya.” kek,,kek,,krupuk
kek”, nayla memanggil kakek pedagang krupuk itu, “lumayanlah, meskipun krupak
setidaknya bisa ngemil, besit hati nayla. “iya neng, beli berapa?, tanya si
kakek sambil menurunkan pikulan dari pundaknya.” lima ribu aja kek”, jawab
nayla.” iya neng,,ini krupuknya”, si kakek meenyodorkan tangan kanannya memberikan
krupuk pada Nayla. “ini uangnya kek”, kata Nayla.” iya neng,,ini kembalianya,,ambil
sendiri”, ucap si kakek sambil memberikan semua uangnya. “ loh kakek buta ya?”,
tanya Naila pada si kakek.”iya neng, saya buta sejak empat tahun yang
lalu”,jawab kakek.” loh nanti kalau kakek di bohongi pembeli bagaimana?,apa
kakek tidak takut?,kakek kan tidak bisa melihat, apalagi dalam mengambil
kembalian kakek suruh ambil sendiri, nanti kakek kalau rugi gimana?, kakek
terus mau makan apa?, apakah besuk kakek bisa dagang lagi?, tanya naila dengan
penuh heran dan hawatir sama si kakek.” meskipun saya buta tidak dapat melihat
apa-apa, tapi Allah tahu segalanya
neng,,semua saya pasrahkan kepada-Nya, karna hanya Allah lah pemilik segalanya.
yang mengatur mati, hidu, dan satu lagi
neng,,rezeki. Saya selalu bersyukur berapapun Allah memberikan rezeqi pada
saya, sedikit, banyak, atau sama sekali tidak dapat uang, itu semua Allah. saya
yakin asalkan kita berusaha, iklash dalam bekerja, tidak berbohong, dan
halal,,pasti Allah akan menambah rezeqi pada saya neng,,kalu memang hari
kemarin saya dapat untung sedikit, pasti
hari ini atau besuk atau besuknya lagi Allah akan menambah rezeki pada saya”,
ungkap si kakek dengan penuh keyakinan. Melihat kejadian itu, air mata nayla
langsung bercucuran membasahi kedua pipinya, tak sanggup menahan rasa harunya
pada si kakek, betapa hebatnya si kakek, seorang yang buta matanya, tapi memiliki hati
yang begitu penuh keyakinan hanya Allah lah pemilik rizqi dan segalanya, si
kakek benar-berar manusia yang teladan, Nayla sadar, dengan kejadian pada hari
ini, janganlah memandang seseorang dari luarnya saja tapi hatinya jua, belum
tentu orang berpangkat dan berdasi memiliki hati seperti sikakek buta ini, Nayla
juga sadar, bahwa ilmu tidak hanya cukup di dapat dari dalam kampus saja, namun
juga dari kejadian yang ada disekitar kita. “bagaimana neng, ini ambil uang
kembalianya, ambil sendiri, tadi berapa uangmu?”, si kakek kembali menawarkan
uang kembalian pada nayla lagi.” enggak kek,,tadi uangku dua puluh ribu, uang
kembalianya buat kakek aja, makasih ya kek krupuknya. tanggap Nayla sambil
mengelap air mata pada pipinya. “makasih ya neng semaga Allah membalas semua
kebaikanmu. ucap trimakasih kakek pada Nayla. “iya kek sama-sama. jawab Nayla. kemudian
si kakek itu kembali memikul daganganya dan ahirnya Nayla pun pergi menuju ke kos
nya.
Bersambung,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar