Jumat, 09 Oktober 2015

Nayla dan si Kakek Buta



“Nayla dan Kakek Buta”
By: K. A       















           Suara adzan nyaring terekam dalam daun-daun telinga. Mushaf al-Qur’an bewara hijau muda yang dipegang sejak habis Magrib kini ditutup dan dikecup halus sebelum diletakkan di atas rak al-mari khusus kitab Islami. Nayla, putri bapak H. Masmudin, yang sudah beberapa tahun menimba ilmu di pesantren putri al-Misbah segera mengenakan mukenanya untuk menjalankan shalat jamaah Isyak bersama Ibu ny. Hj. Fatimah, istri Bpk. K.H. Mukhlis pengasuh pesantren al-Misbah.
          Seusai shalat Isyak, Nayla dan dua teman setyanya, Aini dan Umy berjalan naik menuju ke lantai empat gedung pesantren putri, yang selama ini digunakan sebagai tempat jemuran pakaian santri-santri. Setelah sampai di atas, bertiganya menghembuskan nafas dari dalam hidungnya. “Subhanallah, malam ini indah sekali”, ucap Nayla dalam mengawali pembicaraan. “Iya nih,,sebuah nikmat yang besar yang diberikan Allah untuk kita, bintang-bintang dan bulan malam ini indah banget, terang benderang, bagaikan kunang-kunang berebut mangsa nya, kenangan yang takkan pernah terlupakan sobat, rasanya ingin seperti ini terus, kita sudah bagaikan saudara dalam satu keluarga”, sahut Umi dalam menanggapi.”Rasanya hal yang tidak mungkin”, ungkap Aini menyaut pembicaraan.” loh,,kenapa?”, tanya Umi dengan penuh penasaran. “Besuk pagi saja, ustadzah Nayla sudah meninggalkan kita Um”, jelas Aini pada Umi sambil membetulkan krudungnya yang sedikit menceng. “loh mbk Nayla mau kemana?”,tanya Aini pada Nayla.”Mulai besuk saya sudah boyong Ai,, pagi besuk aku harus berangkat ke Semarang, melanjutkan belajar, yah itung-itung cari pengalaman baru di sana”.”ngapain mbk Nay, kuliah kah?”,tegas Aini. “iya, Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa dan ditrima di kampus terbaik yang ada di Jawa Tengah”, jelas Nayla pada Aini. “syukurlah kami ikut senang mendengar ini mbk Nay, tapi,,,,”. tapi apa ai?”,rasa penasaran Nayla.” jangan lupakan kami ya,,? tanya Aini pada Nayla. hehe..tenang saja, aku tidak akan melupakan kalian kug, selamanya dan janji deh”,jawab Nayla sambil sedikit tersenyum. “makasih mbk Nayla”, terang Aini dan Umy.           Dingin mulai menusuk pori-pori kulit. baju-baju di jemuran yang tergantung di penteran mulai bergoyang-goyang di terpa angin malam. jam menunjukkan pukul 21.30 Wib. menandakan mereka bertiga harus turun ke bawah dan kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
          pada ke esokan harinya, tepatnya setelah jamaah subuh, Nayla mengemasi pakaian-pakaianya dan diahiri berkunjung ke Dalem dan berjabat tangan dengan semua santri putri. Rasa tangis haru mulai muncul dalam benak hati karena harus berpisah dengan mereka semua.  Setelah itu, Nayla pergi ke semarang menuju tempat tujuan dengan travel yang sebelumnya udah di pesan. Sekitar tiga jam lamanya, ia sampai di semarang. Rasa bahagia dan haru dalam hatinya kembali tumbuh ketika ia sampai di depan pintu gerbang kampus idamanya. wajah manisnya selalu senyum menyapa pada setiap mahasiswa yang melihatnya. kemudian, dia melangkahkan kakinya kedalam dan menjalankan semua aktivitas kegiatannya pada hari pertama. setelah usai perkuliahan iya menyempatkan diri untuk jalan-jalan sejenak di sekeliling area kampusnya. Tak sengaja, ia melihat seorang kakek-kakek tua memikul sesuatu pada pundaknya. Nayla penasaran dengan apa yang di bawa kakek-kakek itu. “krupuk,,krupuk,,krupuk,,krupuk,,” suara si kakek menawarkan daganganya. Dia baru tahu, ooh,,ternyata kakek itu jualan krupuk”, bisikan pada hatinya. Krupuk,,krupuk,,”,suara kakek menawarkan lagi daganganya.” kek,,kek,,krupuk kek”, nayla memanggil kakek pedagang krupuk itu, lumayanlah sedikit bisa mengganjal perut, dalam besit hati nayla. “iya neng, beli berapa?, tanya si kakek sambil menurunkan pikulan dari pundaknya.” lima ribu aja kek”, jawab nayla.” iya neng,,ini krupuknya”,sambil menyodorkan tangan si kakek memberikan krupuk pada Nayla. “ini uangnya kek, dua puluh ribu”, kata Nayla.” iya neng,,ini kembalianya,,ambil sendiri”, ucap si kakek sambil memberikan semua uangnya. “ loh kakek buta ya?”, tanya Naila pada si kakek.”iya neng, saya buta sejak empat tahun yang lalu”,jawab kakek.” loh nanti kalau kakek di bohongi pembeli bagaimana?,apa kakek tidak takut?,kakek kan tidak bisa melihat, apalagi dalam mengambil kembalian kakek suruh ambil sendiri, nanti kakek kalau rugi gimana?, kakek terus mau makan apa?, apakah besuk kakek bisa dagang lagi?, tanya naila dengan penuh heran dan hawatir sama si kakek.” meskipun aku buta tidak dapat melihat apa-apa, tapi Allah  tahu segalanya neng,,semua saya pasrahkan kepada-Nya, karna hanya Allah lah pemilik segalanya. yang mengatur mati, hidu,  dan satu lagi neng,,rezeki. Saya selalu bersyukur berapapun Allah memberikan rezeqi pada saya, mau sedikit, banyak, atau sama sekali tidak dapat uang, itu semua Allah. berapapun Allah memberikan rezeki pada saya,,saya selalu mensyukuri,,saya yakin asalkan kita berusaha, iklash dalam bekerja, tidak berbohong, dan halal,,pasti Allah akan menambah rezeqi pada saya neng,,kalu memang hari kemarin saya dapat untung sedikit pasti hari ini atau besuk atau besuknya lagi Allah akan menambah rezeki pada saya”, ungkap si kakek dengan penuh keyakinan. setelah melihat kejadian itu, air mata nayla langsung bercucuran membasahi kedua pipinya, tak sanggup menahan rasa harunya pada si kakek, betapa hebatnya si kakek, seorang yang buta matanya tapi memiliki hati yang begitu penuh keyakinan bahwa hanya Allah lah pemilik rizqi dan segalanya, si kakek benar-berar manusia yang teladan, Nayla sadar, dengan kejadian pada hari ini, janganlah memandang dari luarnya saja tapi hatinya jua, belum tentu orang berpangkat memiliki hati seperti sikakek buta ini, Nayla juga sadar, bahwa ilmu tidak hanya cukup di dapat dari dalam kelas saja, namun juga dari kejadian yang ada disekitar kita. “bagaimana neng, ini ambil uang kembalianya, ambil sendiri”, tawar si kakek.” enggak kek,,uang kembalianya buat kakek aja, makasih ya kek krupuknya. “iya neng, sama-sama. kemudian si kakek itu kembali memikul dahanganya dan ahirnya Nayla pun pergi menuju kos nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar