Asal mula Kerajaan cokromundhojiawasisto di tanah Blora jawa tengah.
pada zaman dahulu,
tinggalah seorang laki- laki dan perempuan di sebuah desa kecil yang berada di
kota Blora. Namanya Nyai Gundrewangi dan Raden
Mas Muhammad Bagus Notokusumo. Sebenarnya keduanya ini tidak berasal
dari daerah kota Blora itu sendiri, melainkan asli dari daerah jawa timur(
sebelah timur kota blora). Mereka
menetep tinggal di kota Blora karena mendapat tugas dari kerajaan untuk
menyebarkan kebajikan di daerah kota Blora. Nyai Gundrewangi
merupakan putri tunggal seorang patih kerajaan, yang bernama Raden
Muhammad Joyoknomundonisajo dari kerajaan Mojositonengmadyio daerah
jawa timur. Dan Raden Muhammad Bagus Notokusumo merupakan putra kedua dari raja
Okchowasito.
seorang raja kerajaan Mongarjatisemiko yang bijaksana dan sangat
disegani banyak orang pada masanya. Konon, katanya Raden Muhammad Joyoknomundonisajo
memiliki sebuah kejadukan ilmu yang tidak dimiliki layaknya orang awam. Orang
sakti mengatakan ilmu yang dimilikinya adalah ilmu “Godhoaningbutorojokuintinawosodo”
ilmu aneh yang mengherankan banyak
orang. Karena ilmu ini dimiliki sejak lahir tanpa di pelajari sedikitpun. Sejak
lahir
Raden Mas Muhammad Bagus notokusumo dititipkan dan di besarkan di kalangan pondok
kuno yang telah didirikan romo K.H. Agus Salim Al Mughidi. Karena disiplinya
perturan disebuh pondok yang mana santri putra dengan santri putri sama sekali
tidak boleh bertemu, sehingga sampai berusia 27 tahun berada di pondok tersebut
ia tidak mengenal satupun dari banyaknya santrui putri yang ada pada pondok
kuno tersebut. Selama di pondok tersebut banyak guru - gurunya yang terkagum
kagum oleh Raden Mas Muhammad Bagus Notokusumo.
karena ketika di ajar dia bisa langsung menerima dan menyerap semua ilmu yang
telah diajarkanya. Bahkan ketika ada gurunya yang masih kesulitan memahami
kitab, ia meminta izin untuk menjelaskanya. Hal tersebut membuat guru - gurunya
kurang percaya benar tidaknya apa yang telah dijelaskanya. Kemudain untuk
membuktikan kebenaranya salah seoarang dari gurunya menanyakan kepad Romo K.H.
Agus Salim Al Mughidi , pengasuh pondok kuno tersebut sekaligus ahli
tafsir. Ternyata penjelasan yang telah di sampaikan Raden Mas
Muhammad Bagus Notokusumo dinyatakan benar. Dan sejak kejadian
peristiwa itu Raden Mas Muhammad Bagus Notokusumo dijadikaan pengurus pondok
sekaligus penasehat di pondok terebut. Mungkin Mas Muhammad Bagus Notokusumo
telah memiliki ilmu Laduni, sehingga ia kelihatan sangat berbeda dengan santri
santri lainya dalam mengolah pikiran. Pada waktu itu tiba - tiba ada seklompok
prajurit utusan dari kerajaan Mongarjatisemiko menghantarkan surat
dari sang raja yang ditujukan kepada Romo K.H. Agus salim Al Mughidi yang
isinya untuk mencarikan jodoh putranya wanita yang sholehah dari kalangan
pondok kunonya, karena menurut sangraja putra keduanya sudah dewasa dan pantas
menikah. Keberadaan pondok kuno yang didirikannya berada dibawah kekuasaan
kerajaan Sang Raja, maka Romo K.H. Agus Salim al Mughidi
tidak berani menolak apa yang telah di perintahkan oleh Sang Raja. Kemudin
dicarikanlah jodoh dari kalangan pondok kunonya untuk diperkanalkan dengan Nyaigundrewangi
dan dinikahkan.
Setelah pesta
pernikahan di langsungkan, mereka mendapat perintah dari sang Raja untuk menyebarkan
kebajikan di daerah kota Blora, yang letaknya disebelah barat dari kerajaan.
Kemudian keduanya meninggalkan kerajaan menjalankan perintah dari kerajaan dan
memutuskan untuk menetap di kota Blora. Di daerah itu mereka di trima dengan
baik oleh masyarakat sekitar karena mereka tampak orang baik dan utusan dari
sebuah kerajaan terkenal. Setelah dua tahun kemudian Nyai Gundrewangi melahirkan
putra pertama. Tapi suasana malam itu terasa sangat aneh beda dengan malam –
malam biasanya, begitulah yang telah di rasakan masyarakat di desa itu.
Ternyata nyai gundrewangi tidak melahirkan layaknya bayi pada umumnya.
Tapi bayi yang di lahirkanya itu memiliki enam
pusar, enam unyeng unyeng, beranbut panjang, memiliki sedikit ekor dan matanya
bersinar bewarna merah. Awalnya nyai dan sang raden kaget dan takut dengan keberadaan bayinya bahkan
banyak masyarakat yang mencaci maki mereka mengatakan bayi itu bayi siluman.
Mereka juga bertanya - tanya apakah benar itu bayi yang telah dilahirkan Nyai,
sepertinya tidak mungkin orang kerajaan wanita sholehah melahirkan putra
siluman. Tetapi sang Raden dan Nyai tidak gegabah marah kepada semua masyarakat
yang telah mencacimaki tersebut. Mereka tetap tegar dan menerima nasib dengan
keberadaan yang telah menimpa pada dirinya.
Setelah tujuh tahun
kemudian, sang Raden dan Nyai Gundrewangi memiliki hajad yaitu dalam rangka
menghitankan putra pertamanya tersebut. Ketika melakukan khitan tiba – tiba
calak yang menghitan putranya tersebut takut lari terbirit – birit dari dalam
kamar( tempat khitan).
Sang Raden: wahai ki
sana, kenapa engkau lari terbirit – birit?
Apakah tugasmu sudah selesai?
Pak calak: maaf tuan,
saya tidak sanggup menjalankan tugas saya atas printah tuan.
Sang Raden: ada apa
dengan putraku ki sana?
Pak calak: anu
tuan,,,semua alat yang saya miliki tidak bisa untuk menghitan putra tuan, semuanya
telah saya coba. Padahal semuaya sudah saya ungkal menjadi tajam namun tetap
tidak bisa.baru kali ini saya menemui peristiwa ini tuan.saya pamit pulang
tuan.maaf tuan saya tidak sanggup.
Sang Raden hampir
tidak percaya dengan hal yang terjadi pada kejadian hari itu, ia merasa putra
nya itu sangat aneh. Sang Raden pun tidak putus asa begitu saja ia mencoba
menari calak yang lain yang lebih berpengalaman,Tapi hasilnya pun juga sama.
Pada malam hari
setelah kejadian itu, dalam tidurnya sang Raden bermimpi di datangi seorang
laki – laki berjobah putih dalam mimpinya orang tersebut mengatakan sesuatu
yang isinya untuk memerintahkan putranya untuk bertapa di sebuah Goa yang
berada di bawah gunung Kaloka.beliau juga mengatakan bahwa putanya itu telah
dirasuki siluman. Kemudian pada keesokan harinya sang Radenpun memerintahkan
putranya untuk bertapa menuruti printah orang sakti berjobah putih dalam
mimpinya itu.
Sang Raden: wahai
putraku....pergilah kamu di goa bawah gunung kaloka, bertapalah disana jika kamu
sudah merasa ada perubahan pada dirimu kembalilah kesini.
Durhayoko: iya ayah
anda, aya akan menjalankan itu,saya pamit ayahanda.
Setelah beberapa
tahun kemudian, durhayuko pun pulang namun ia sekarang terlihat tua. Bahkan
rambut dan jenggotnya panjangnya sampai nempel tanah dan terlihat seram. Namun
sekarang ia sudah tidak lagi berekor lagi dan sorotan cahaya merah di matanya
sudah hilang.
Durhayuko:
assalamualaikum,,,,,,3x
Nyai:
waalaikumussalam,,,,,,siapa ki sana? Adaperlu apa kamu kemari?
Durhayuko: saya
putramu bunda,,,,
Nyai:
putraku?....tidak mungkin ,,,dia sudah mati beberapa tahun yang lalu,ia mati
dimakan binatang buas digunung kaloka,ia tidak pernah memberi kabar kepada
kami,dan ia pun berbeda dengan kamu,,ia memiliki ekor,matanya merah.
Durhayuko: Saya putra
bunda,,,,,sungguh,,,sungguh..
Sang Raden: jika kamu
putra kami coba buktikan kepada kami,,,datangkan semua jenis binatang yang ada
di hutan sana.Jika kamu mampu maka kamu kita akui sebagai putra kami yang dulu
bertapa di gunung kaloka.
Kemudian
didatangkanlah semua jenis hewan yang ada di hutan tersebut, ada
harimau,kancil,macan,gajah,jerapah dll. Ia telah mendapatkan kesaktian dari
tapanya tanpa ia sadari kekuatan alam telah menyatu pada dirinya.sehingga ia
dapat memanggil semua jenis hewan yang ada pada hutan terrsebut.
Setelah kejadian itu
sang Raden dan Nyai percaya jika orang berambut dan berjenggot panjang tersebut
adalah putranya.dan pada hari itu juga durhayuko sudah dapat dikhitan dan di
cukurlah rambut dan jenggotnya.ia telah terlepas dari gangguan siluman dan
setelah kejadian itu durhayuko ditrima masyarakat dengan baik. Bahkan ia di
anggkat menjadi raja di daerah tersebut. Dan daerah kekuasaanyapun sangat maju
dan makmur.kerajaan tersebut di namakan Kerajaan cokromundhojiawasisto.
Oleh: Khoirudin Azis,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar